Rabu, 03 Desember 2008

TUHAN SUMBER PENGHARAPAN

Bacalah Mazmur 131
“Berharaplah kepada Tuhan, hai Israel, dari sekarang sampai selama-lamanya!”
Mazmur 131:3

“Harapan” adalah sebuah kata yang disukai dan selalu ingin didengar oleh semua orang. Keluarga pasien yang sakit parah selalu berharap dokter berkata “Masih ada harapan.” Seorang guru mengajar dengan sungguh-sungguh karena ia tahu bahwa generasi muda adalah harapan bangsa. Seorang usahawan berharap usahanya sukses sehingga tokonya diberi nama “Harapan Jaya.” Orang tua yang penuh harapan memberi nama anaknya Harapan. Selama manusia bernafas selalu ada harapan. Hanya orang yang putus asa yang tidak dapat melihat adanya harapan. Namun yang menjadi pertanyaan ialah kepada siapa kita menggantungkan harapan kita? Kepada manusia atau kepada Allah? Banyak orang secara spontan akan menjawab “Allah!” secara pengetahuan, semua orang tahu bahwa hanya Allah lah tempat berharap, namun pada kenyataannya, perbuatan dan tindakan mereka tidak menunjukkan bahwa mereka berharap kepada Allah, mereka mengandalkan diri mereka dan orang lain.
Siapakah manusia sehingga kita berharap kepadanya? Biasanya orang akan merasa tenang jika mereka berharap pada seseorang/sesuatu yang besar, misal kepada Presiden, Raja atau yang lainnya. Tapi apakah mereka dapat dipercaya? Bukankah mereka juga manusia biasa yang begitu kecil, yang penuh dengan kelemahan, yang tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan dunia yang besar ini, mengapa kita tidak berharap pada dunia saja? Atau berharap kepada alam semesta yang jauh lebih besar? Kita tidak berharap kepada dunia dan alam semesta karena kita tahu dunia dan alam semesta adalah benda mati yang tidak dapat berbuat apa-apa, mengapa kita tidak percaya dan berharap kepada yang lebih besar dari alam semesta, yaitu Dia yang menciptakan alam semesta, Allah semesta alam?
Bukankah sejarah dan Alkitab telah menyatakan bahwa di tengah-tengah ketiadaaan harapan, Allahlah sumber pengaharapan terbesar itu? Kedatangan Tuhan Yesus ke dunia memberikan harapan terlepasnya manusia dari murka Allah dan hukuman kekal. Sebuah harapan yang PASTI dan SUDAH tergenapi. Allahlah tempat pengharapan. Berharaplah hanya kepada-Nya!

Salah berharap? Bersiaplah untuk kecewa!

1 komentar:

The Sound Of My Life mengatakan...

Bener bgd tuh, Coy! Pengalaman 14 Februari 2006 (ditipu iming-iming hadiah uang 15 juta) buat gue meletakkan pengharapan hanya pada Tuhan. Eh, poto-potonye keren juga.